Dalam
istilah Arab, pembaharuan dikenal dengan nama Tajdid. Adapun secara istilah, Tajdid
diartikan sebagai upaya dan aktivitas untuk mengubah kehidupan umat islam dari
keadaan yang sedang berlangsung kepada keadaan yang hendak diwujudkan demi
upaya kesejahteraan (kemaslahatan hidup), baik di dunia maupun di akherat yang
dikehandaki oleh Islam.
Kata
pembaruan islam mempunyai makna ‘’modernisasi’’, yaitu ajaran islam yang
bersifat relatif dan terbuka untuk pembaharuan serta perubahan.
Tajdid
secara harfiah berarti pembaharuan, pelakunya disebut Mujaddin.sedangkan
menurut istilah berarti pembaruan dalam keberagaman, baik berbentuk pemikiran maupun gerakan sebagai reaksi
terhadap tantangan-tantangan internal/eksternal yang menyangkut keyakinan dan
urusan sosial umat. Namun, istilah itu baru tersiar dan populer setalah timbul
pemikiran dan gerakan dalam islam sebagai hasil kontak yang terjadi antara
Islam dan Barat.
Adapun
tokoh-tokoh yang mempelopori gerakan pembaruan antara lain : Muhammad Bin Abdul
Wahhab ,Syah Waliyulloh, Sultan Mahmud
II, Muhammad Ali Pasha, At-Tahtawi, Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh,
Muhammad Rasyid Ridha, Sayyid Ahmad Khan, dan Muhammad Iqbal.
v
Muhammad Bin Abdul Wahhab (1703-1778 M)
Lahir di
Uyainah, Nejd, Arab Saudi tanhun 1703 M, berasal dari keluarga yang saleh.
Beliau memiliki ide pembaharuan yang dikenal dengan Gerakan Wahhabi. Timbulnya
gerakan ini tidak lepas dari kondisi umat Islam saat itu, yakni:
1.
Secara politik, Islam mengalami
kemunduran.
2.
Adanya penurunan semangat dalam
pemahaman Al Qur’an.
3.
Tauhid yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
dirusak oleh perbuatan syirik.
4.
Kota Makkah dan Madinah menjadi tempat
yang penuh dengan penyimpangan akidah.
Gerakan Wahhabi berhasil berkat bantuan
Muhammad Ibnu Saud yang kemudian mendirikan kerajaan. Ide-ide pemikiran
Muhammad bin Abdul Wahhab antara lain:
1.
Al Quran dan Al Hadits adalah sumber
asli ajaran Islam, sedangkan pendapat ulama bukan sumber ajaran Islam.
2.
Taklid pada ulama tidak dibenarkan.
3.
Pintu ijtihad tetap terbuka.
v
Syah Waliyullah (1703-1762 M)
Beliau lahir di New Delhi, 21 Februari
1703 M. Beliau memiliki sililah sampai kepada Umar bin Khathab ra., sehingga
dibelakang namanya sering ditambah al-Umari atau al-Faruqi. Karya-karyanya
antara lain:
1.
Hujjatul Balighah
2.
Fuyud al-Haramain
3.
Al-Fauzul Kabir fi Uslulit Tafsir
4.
Menerjemahkan Al Quran dalam bahasa
Persia
Beliau
berpendapat bahwa kemunduran umat Islam, di India khususnya dan di dunia pada
umumnya, disebabkan:
1.
Perubahan sistem pemerintahan Islam dari
kekhalifahan menjadi kerajaan.
2.
Sistem demokrasi dalam kekhalifahan
diganti dengan sistem monarki absolut.
3.
Perpecahan umat Islam karena
pertentangan aliran dalam Islam
4.
Adat-istiadat dan ajaran Islam masuk
dalam keyakinan umat Islam.
v
Sultan Mahmud II (1785-1839 M)
Beliau lahir pada tahun 1785 M, diangkat
menjadi khalifah tahun 1807 M. Ide pembaharuannya antara lain:
1.
Menerapkan demokrasi dalam
pemerintahannya.
2.
Menghapuskan pengkultusan sultan yang
dianggap suci.
3.
Memasukkan kurikulum umum kedalam
lembaga-lembaga pendidikan madrasah.
4.
Mendirikan sekolah kedokteran, militer,
dan teknik.
v Muhammad
Ali Pasha (1765-1849 M)
Beliau lahir di
Kawala, tahun 1765 M. Beliau berusaha untuk memperbaharui kondisi umat Islam
yang tertinggal dari negeri Barat. Upaya yang dilakukan adalah:
1.
Dalam bidang militer, beliau mengundang
perwira tinggi Perancis untuk melatih tentara Mesir.
2.
Dalam bidang pendidikan, beliau
mendirikan sekolah di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan mengirimkan pelajar
ke Perancis untuk belajar sains dan teknologi.
3.
Dalam bidang ekonomi, mengambil alih
kepemilikan tanah oleh negara dan hasilnya untuk kepentingan rakyat dan juga
membangun sistem irigasi.
v At-Tahtawi
(1801-1873 M)
Nama lengkapnya
Rifa’ah Badawi Rafi’ at-Tahtawi. Beliau lahir di Tahta tahun 1801 M, dan
meninggal di Mesir tahun 1873 M. Atas dorngan gurunya (al-Attar) dan kesempatan
yang diberikan oleh Muhammad Ali Pasha, beliau belajar di Perancis dan menjadi
imam para pelajar Mesir di Perancis. Beliau dipercaya mendirikan sekolah
penerjemah tahun 1836 dan aktif menulis di koran al-Waqal al-Midhriyah. Ide
pemikiran tentang pembaharuannya antara lain:
1.
Ajaran Islam tidak hanya mementingkan
soal akhirat, melainkan juga soal hidup di dunia.
2.
Kekuasaan raja yang absolut harus
dibatasi oleh syariat dan raja harus bermusyawarah dengan para ulama dan kaum
intelektual.
3.
Para ulama harus belajar filsafat dan
ilmu pengetahuan modern agar syariat dapat menyesuaikan.
4.
Pendidikan harus bersifat universal.
5.
Umat Islam harus dinamis dan
meninggalkan sifat statis.
v Jamaluddin
al-Afghani (1839-1897 M)
Beliau lahir di
Asadabad tahun 1839 dan wafat di Istanbul, Turki tahun 1897. Beliau bergelar sayyid karena keturunan Husain bin Ali
bin Abi Thalib ra.. Beliau menerangkan tentang pentingnya agama Islam yang
dibutuhkan manusia, karena mengandung keistimewaan yang tidak dimiliki agama
lain, yaitu:
1.
Membersihkan akal dengan tauhid dari
segala keraguan.
2.
Menghapuskan paham yang mengultuskan
seseorang.
3.
Akidah Islam didasarkan pada fitrah,
bukan hanya taklid.
4.
Mengajak umatnya untuk selalu kembali
pada kebenaran dan mencegah dari kemungkaran.
Ide pemikiran al-Afghani adalah:
1.
Kemunduran umat Islam karena umat Islam
meninggalkan ajaran Islam dan akhlak, serta melupakan ilmu pengetahuan. Umat
Islam terpengaruh oleh sifat statis, berpegang pada taklid, bersifat fatalis,
dan kesatuan umat Islam terpecah.
2.
Untuk mengembalikan kejayaan umat Islam
dan menghadapi dunia modern, umat Islam harus kembail pada ajaran Islam yang
murni dan Islam harus dipahami dengan akal dan kebebasan.
3.
Corak pemerintahan otokrasi dan absolut
harus diganti dengan pemerintahan demokratis.
v Muhammad
Abduh (1849-1905 M)
Beliau lahir di
Mesir tahun 1849. Beliau seorang pemikir, teolog, dan mujaddin di Mesir.
Silsilah keturunannya bersambung dengan Umar bin Khathab ra.. Beliau
berpendapat bahwa kemunduran umat Islam karena umat Islam menganut paham jumud,
keadaan statis, tidak ada perubahan, dan berpegang pada tradisi. Ide
pembaharuannya adalah:
1.
Pembukaan pintu ijtihad adalah dasar
dalam menafsirkan kembali ajaran Islam.
2.
Perlawanan terhadap taklid dan madzab,
serta pembebasan umat Islam dengan teologi kaum Jabariyah.
3.
Penghargaan terhadap akal, Islam adalah
agama rasional, yang sejalan dengan akal sebab dengan akal, ilmu pengetahuan
akan maju.
4.
Perlawanan terhadap buku-buku tendensius
untuk diperbaiki dan disesuaikan dengan pemikiran rasional.
5.
Modernisasi sistem pendidikan Al-Azhar
yang merupakan jantung umat Islam.
6.
Kekuatan negara harus dibatasi oleh
konstitusi yang telah dibuat negara
v Muhammad
Rasyid Ridha (1865-1935 M)
Beliau lahir di Qalamun, 23
September 1835. Beliau dibesarkan di lingkungan keluarga terhormat dan taat
beragama, serta silsilahnya bersambung kepada Nabi Muhammad SAW. melalui garis
keturunan Husain bin Ali bin Abi Thalib ra.. Beliau mengikuti perkembangan
Islam melalui surat kabar Al-‘Urwatul
Wusqa pimpinan Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh. Muahmmad Rasyid
Ridha memandang perlu adanya tafsir Al-Quran modern, yaitu penafsiran yang
sesuai dengan ide dan cetusan gurunya. Karya tafsir Muhammad Abduh dikumpulkannya
dan setelah Muhammad Abduh meninggal, penafsirannya dilanjutkan oleh Muhammad
Rasyid Ridha yang kemudian dikenal dengan Tafsir
Al-Manar. Tafsir ini menekankan pada aspek-aspek sastra budaya dan sosial
yang dikategorikan sebagai tafsir tematik sistematis dalam menafsirkan
ayat-ayat. Tujuannya adalah menginterpretasikan ayat-ayat Al-Quran dengan
sunatullah dan aturan hidup masyarakat untuk memecahkan problematika umat Islam
khususnya dan umat manusia umumnya. Corak penafsirannya adalah:
1.
Setiap surat merupakan kesatuan integral
yang ayat-ayatnya memiliki hubungan yang serasi.
2.
Menggunakan daya fikir dan nalar, serta
metode ilmiah dalam pemahaman Al-Quran.
3.
Tidak menjelaskan masalah yang mubham
(yang tidak jelas hakikatnya dalam Al-Quran).
Ide pembaharuannya antara lain:
1.
Kemunduran umat Islam karena adanya
tahayul, bid’ah, dan khurafat yang masuk dalam ajaran Islam.
2.
Sikap aktif dan dinamis harus
ditumbuhkan dan untuk maju, umat Islam harus menguasai sains dan teknologi.
3.
Umat Islam harus meninggalkan pemikiran
kaum Jabariyah.
4.
Akal dapat digunakan untuk menafsirkan
Al-Qur’an dan Al-Hadits.
5.
Sistem pemerintahan khalifah perlu
dihidupkan kembali, yaitu penguasa yang mengurusi bidang agama dan politik di
dunia Islam.
v Sayyid
Ahmad Khan
Beliau lahir di
New Delhi, 17 Oktober 1817. Karena menyelamatkan orang-orang Inggris dalam
pemberontakan tahun 1857, Beliau mendapat gelar Sir. Beliau meyakinkan pemerintahan Inggris bahwa dalam
pemberontakan itu, umat Islam tidak terlibat. Gerakan pembaharuannya adalah
lanjutan dari gerakan yang dipimpin oleh Syah Waliyullah dan mewujudkan
ide-idenya dengan menerbitkan majalah Tahdibul
Akhlaq yang terbit pertama kali pada tanggal 24 Desember 1870. Dengan
majalah tersebut, beliau mengampanyekan untuk meningkatkan moral dan tingkah
laku umat Islam di India dan mengkritik semua adat kebiasaan yang menghambat
kemajuan rakyat dan menyadarkan umat Islam India dari kemunduran serta
kehancuran moral dan intelektualnya. Ide pembaharuannya antara lain:
1.
Kemunduran umat Islam disebabkan tidak
mengikuti perkembangan jaman dan kurang menguasai sains dan teknologi.
2.
Akal mempunyai peranan penting, namun
kekuatannya terbatas. Beliau menganut paham qadariyah
(free will and free act), manusia
diberi daya fikir dan daya fisik untuk mewujudkan kehendaknya.
3.
Sumber ajaran Islam hanyalah Alquran dan
Hadits
4.
Beliau menentang taklid dan perlu adanya
ijtihad sehingga umat Islam dapat berkembang.
5.
Untuk mengubah pola pikir umat Islam
dari keterbelakangan adalah dengan pendidikan.
v Muhammad
Iqbal (1876-1938 M)
Beliau lahir di
Sialkat, Punjab, India, tanggal 22 Februari 1873. Beliau seorang penyair,
filsuf, dan mujaddin. Pada tahun 1908, beliau membuka praktik sebagai pengacara
dan sebagai dosen filsafat dan pernah menjadi Presiden Liga Muslim pada tahun
1938. Ide pembaharuannya antara lain:
1.
Ijtihad memiliki kedudukan penting dalam
pembaharuan Islam, dan pintu ijtihad tetap terbuka.
2.
Umat Islam perlu mengembangkan sikap
dinamisme.
3.
Kemunduran umat Islam disebabkan
kejumudan (kebekuan) dalam berfikir.
4.
Hukum Islam tidak bersifat statis ,
tetapi berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
5.
Umat Islam harus menguasai sains dan
teknologi yang dimiliki Barat.
Nilai Positif Gerakan Pembaharuan Islam
Nilai positif
gerakan pembaharuan Islam yaitu:
1)
Nilai Persatuan
2)
Nilai Solidaritas
3)
Nilai Pembaruan
4)
Nilai Jihad
5)
Nilai Kemerdekaan
Pembaharuan
dalam Islam merupakan jawaban yang ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat
Islam pada masanya. Kemunduran Kerajaan Usmani sebagai pemangku khilafah Islam
setelah abad ke 17 M, telah melahirkan kebangkitan Islam di kalangan warga
Arab. Yang terpenting ialah gerakan Wahhabi, sebuah gerakan reformis puritanis.
Gerakan ini merupakan sarana yang menyiapkan jembatan ke arah pembaharuan Islam
ke abad 20 yang lebih bersifat intelektual. Gerakan yang lahir di Timur Tengah
itu telah memberi pengaruh besar pada
gerakan kebangkitan Islam di Indonesia. Berawal dari pembaharuan pemikiran dan
pendidikan Islam di Minangkabau yang
disusul oleh pembaru pemikiran yang dilakukan oleh masyarakat Arab di
Indonesia. Kebangkitan Islam di Indonesia makin berkembang dengan terbentuknya
organisasi-organisasi sosial keagamaan seperti SDI di Solo (1911), Muhammadiyah
di Yogyakarta (1912), Persis di Bandung (1923), dan NU di Surabaya (1926).
Selanjutnya muncul partai-partai politik. Sementara itu, pendidikan yang
didirikan Belanda, membuka mata kaum terpelajar akan kondisi masyarakat
Indonesia. Pengetahuan mereka akan kemiskinan, kebodohan, dan ketertindasan
masyarakat Indonesia, mendorong lahirnya organisasi-organisasi sosial seperti
Budi Utomo dan Taman Siswa. Organisasi-organisasi sosial keagamaan Islam dan
organisasi-organisasi kaum terpelajar diatas, menandakan tumbuhnya benih-benih
nasionalisme dalam pengertian modern.
Secara umum, cita-cita gerakan
pembaruan Islam di Indonesia antara lain sebagai berikut:
1)
Bidang akidah
2)
Bidang politik
3)
Bidang pendidikan
4)
Bidang ekonomi
Perkembangan Seni dan Budaya
Para ilmuwan
Muslim banyak juga yang berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam, berupa
bangunan masjid yang indah, seperti Masjid Sultan Muhammad Al Fatih, Masjid
Sulaiman, dan Masjid Ayyub Al Anshari. Salah satu masjid yang terkenal dengan
keindahan kaligrafinya adalah masjid yang awalnya berasal dari Gereja Hagia
Sophia di Konstatinopel.
Budaya Islam pun
tetap menjadi faktor pendorong dalam membentuk kehidupan manusia di muka bumi
ini.
Toleransi
beragama merupakan salah satu kebudayaan Islam dan tidak ada satupun ajaran
Islam yang bersifat rasialisme. Dalam hal ini, agama yang ditegakkan Nabi
Muhammad SAW. mengandung amanat yang mendorong kemajuan bagi seluruh umat
manusia, khususnya umat Islam di dunia.
Sumber : LKS Agama Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar