Pages

Blogroll


I made this widget at MyFlashFetish.com.

Jumat, 28 Mei 2010

Pelajar semarang ciptakan alat bayar air minum dengan SMS

Membeli minuman hanya dengan memasukkan sejumlah uang koin tertentu sudah bukan hal aneh. Di sudut-sudut Bandara Soekarno-Hatta atau shelter bus Transjakarta bisa kita jumpai mesin penjual minuman atau soft drink vending machine. Tapi membeli lewat layanan pesan singkat (SMS)? Cuma Aditya Putrawan dan Endo Sadewa yang mampu mewujudkannya.

Kedua pelajar itu mendemonstrasikan ide mereka pada lomba Info Matrix Project Competition di Bucharest, Rumania, 22-26 April lalu. Hasilnya, "Box Soft Drink Seller Via SMS" yang mereka ciptakan diganjar dengan medali perak.

Info Matrix merupakan olimpiade proyek penelitian tingkat internasional dalam bidang komputer untuk tingkat sekolah menengah atas. Ada lima kategori yang dilombakan: fotografi, pemrograman, muatan digital, kendali peranti keras, dan animasi. Kegiatan tahunan ini diselenggarakan oleh LUMINA Educational Institution bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Riset, Pemuda, dan Olahraga Rumania. Tahun ini pesertanya berasal dari 32 negara.

Aditya dan Endo menuturkan, pembuatan alat ini terilhami oleh cerita rekan sekolah yang baru mengikuti pertukaran pelajar ke Jepang. Sang teman bercerita, di Negara Matahari Terbit itu, teknologi sangat memanjakan masyarakatnya. Di tempat-tempat publik, misalnya, bertebaran vending machine, yang menjajakan aneka bahan kebutuhan, seperti tiket, bahan bakar, makanan ringan, minuman, sampai kondom. Cukup dengan memasukkan koin atau uang kertas, barang-barang yang diperlukan bisa langsung didapat.

"Jika diaplikasikan di Indonesia, cukup susah," kata Aditya saat berbincang dengan Tempo, Kamis lalu. Sebab, di Indonesia uang koin pecahan terbesar cuma Rp 1.000 sehingga kurang praktis untuk penjualan harga yang mencapai Rp 5.000 atau lebih. Juga tidak praktis bila harga tidak bulat.

Penggunaan mesin dengan uang kertas juga kurang cocok mengingat uang kertas kita mudah lusuh dan kumal. "Kami berpikir, kenapa tidak menggunakan SMS saja," kata Endo. "Toh, hampir semua orang kini mempunyai telepon seluler," Aditya menimpali.

Dengan bimbingan seorang guru, proyek ini selesai empat bulan dengan biaya Rp 1,8 juta. Bahan-bahan yang diperlukan antara lain boks dari bahan akrilik berukuran 50 x 30 x 70 sentimeter. Boks dilengkapi dengan micro-controller sebagai otak alat ini, motor servo sebagai penggerak, papan penyangga soft drink, modul GSM untuk menerima SMS, serta LCD sebagai layar konfirmasi pemesanan.

Cara kerjanya sederhana. Cukup kirim SMS ke nomor yang tertera dalam vending machine dengan mengetik jenis minuman dan jumlah barang yang dipesan. Permintaan akan dikonfirmasi mesin melalui layar. Untuk sementara, mesin ini hanya menawarkan tiga merek minuman ringan, masing-masing merek tersedia tiga kaleng. "Namun dengan mudah bisa diganti dengan merek lain, termasuk operator GSM bisa diganti dengan CDMA," kata Endo. Kapasitas mesin ini juga bisa ditingkatkan.

Wanita tercpat di sepeda motor

Leslie Portefield mungkin bisa diakui dan dibilang sebagai Wanita yang paling Cepat dalam mengendarai Sepeda Motor moge [ Motor Gede ] Suzuki Hayabusa rakitan tahun 2002 yang dimodifikasi hingga membengkak menjadi 2000.cc dan dilengkapi dengan turbo charger.

Leslie pun akhirnya resmi masuk sebagai bagian dari Guinness World Records untuk wanita tercepat di sepeda motor dengan rekor kecepatan 232.52 mph atau sekitar 374.205 km/jam !
Leslie Portefield

Leslie Portefield

“Aku nyaris tak percaya ketika mereka meneleponku” ujar di tengah kesibukan Porterfield di dealer moge bekas miliknya High Five Cycles di Dallas, Texas.

“Ini membutuhkan waktu yang panjang karena membutuhkan pengakuan terlebih dahulu oleh FIM (Fédération Internationale de Motocyclisme) untuk mendapatkan sertifikat rekor, kemudian oleh Guiness.”

“Ini semua membutuhkan waktu yang lama dan ketika mereka menelponku,aku senang.”

Padahal rekor ini dibakukan tahun 2008. Memang terlalu rumit untuk mendapatkan pengakuan toh ini juga demi kevalidan data.

Rekor wanita tercepat di dunia di atas motor sebelumnya dipegang oleh stuntwoman Marcia Holley di tahun 1978.

Saat itu, Holley membakukan catatan waktu hingga 369,121 kph dengan melawan sebuah kereta api dengan sebuah sepeda motor.

Rossi tercepat bautista tidak balap minggu

LE MANS, KOMPAS.com - Valentino Rossi berhasil merebut pole position MotoGP Perancis, Minggu (23/5/2010) setelah dalam kualifikasi di sirkuit Le Mans tampil tercepat. Pebalap andalan tim Fiat Yamaha itu menorehkan waktu terbaiknya 1 menit 33,408. Ini merupakan start pertamanya musim 2010 di urutan pertama.

Selama berlangsung kualifikasi 60 menit,juara dunia tujuh kali kelas premier bersaing dengan rekan setimnya Jorge Lorenzo dan pebalap Ducati Casey Stoner (Australia). Beberapa kali bertiga silih berganti menduduki posisi teratas, terutama mendekati terakhir.

Tempat kedua direbut Lorenzo yang hanya terpaut 0,054 detik. Dengan dua pebalap Yamaha di depan ini, mungkinkah ambisi Yamaha Terpenuhi di rangkaian ketiga ini.

Mengingat, di barisan depan ada Dani Pedrosa. Pebalap Honda itu bikin gebrakan di menit-menit terakhir. Trus, di belakang mereka ada Casey Stoner (Ducati)


Bautista tidak balap
Dalam balap MotoGP Perancis, Yamaha berambisi untuk mencetak kemenangan hattrick musim balapan 2010 ini. Setelah sebelumnya di Qatar dan Spanyol. Peluang itu tampaknya sangat terbuka karena Yamaha menempatkan pebalapnya pada posisi 1-2.

Hanya, The Doctor, meski tercepat kondisi fisiknya tidak dalam kondisi fit. Cedera akibat terjatuh dari motor trail (motocross) membuatnya tidak bisa tampil nyaman. Kualifikasi, katanya beda dengan saat balap. Tapi kita tak tahu, apakah ini dari bagian strategi pria asal Urbino, Italia untuk memenangkan balapan. Sebab, selama kualifikasi ia menunjukkan performa dan harapan Yamaha.

Rossi coba tampil maksimal dan lima menit usai Lorenzo menempatkan diri teratas, langunsung menyodok kedua. Ia hanya kalah cepat 0,140 detik dan berada kedua.

Waktu Lorenzo hanya bertahan 22 menit. Di luar dugaan, Colin Edwards mengambil alih posisi teratas. Pebalap tim satelit Yamaha (Yamaha Tech 3) mempertajam waktu Lorenzo menjadi 1:34,342.

Namun posisi Edwards ini hanya bertahan 1 menit. Karena, Stoner menyodok dengan 1:34,107 detik yang diukirnya pada menit ke-38. Dan Rossi kembali menggesernya dengan waktu terbaik 1:34,026.

Ketika sesi kualifikkasi tinggal 10 menit, Lorenzo kembali melejit dengan 1:33,913 detik, diikuti Rossi dan Stoner. Tampaknya, ketiga pebalap ini akan mengisi baris terdepan di garis start.

Tapi, sisa waktu tinggal 7 menit, Stoner mempertajam waktu Lorenzo jadi 1:33,624 detik

Balapan rangkaian ketiga ini tanpa diikuti Alvaro Baustista. Pebalap tim Rizla Suzuki mengalami kecelakaan saat latihan tadi pagi. Ia mendapat cedera pada tulang selangka, dan dirinya tak bisa menunggang motor secara maksimal karena terasa nyeri.

Pesan terakhir gesang lestarikan keroncong

Sebelum berpulang, Maestro keroncong, Gesang Martohartono (93), berpesan agar masyarakat melestarikan keroncong sebagai bagian dari seni dan budaya Indonesia. Gesang meninggal dunia pada Kamis ini sekitar pukul 18.00 di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Solo setelah mendapat perawatan intensif sejak beberapa hari lalu.

"Pesan terakhir, beliau menyuruh melestarikan keroncong," kata Yani Effendi, keponakan Gesang, Kamis (20/5/2010) malam di Solo.

Yani yang menunggui Gesang selama dirawat di rumah sakit itu mengatakan, sejak Jumat siang, Gesang meminta pulang ke rumahnya di Kemlayan, Solo. Namun, katanya, dokter tidak mengizinkan karena kondisinya kesehatannya belum membaik.

Adapun sanak saudara Gesang hingga sekitar pukul 19.15 telah berada di rumah sakit itu. Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Pemerintah Kota Surakarta Subagyo juga telah tampak di tempat itu. Petugas rumah sakit setempat sekitar pukul 19.25 sedang bersiap untuk memandikan jenazah Gesang.

Jenazah Gesang rencananya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Pracimalaya, Makam Haji Surakarta, Jumat esok.

MUI desak pemerintah di adakan ajang miss world di bali

"Masih banyak seni budaya dan wisata kita yang alami yang masih bisa digali dan dikenalkan ke dunia. Pemerintah tidak perlu mengimpor acara dari luar untuk alasan meningkatkan pariwisata kita," ujar Ketua MUI Amidhan ketika dihubungi INILAH.COM di Jakarta, Sabtu (29/5).

Kabar bahwa Pulau Bali akan menjadi tempat digelarnya ajang pemilihan Miss World 2014, keluar dari Gubernur Bali I Made Mangku Pastika ketika memberikan sambutan dalam Kongres FIABCI (Federasi Real Estate Internasional) ke-61 di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Kamis (27/5).

Meski digelar di Pulau Dewata yang mayoritas agama penduduknya bukan muslim, Amidhan tetap tidak setuju. Ia berpendapat, Bali adalah tetap bagian dari NKRI. Bila acara itu tetap digelar, Amidhan menilai, pemerintah mencederai perasaan umat muslim.

"Acara itu kan ada bagian-bagian yang memamerkan (aurat), sementara mayoritas penduduk adalah umat muslim. Meski dilakukan di Bali tidak usahlah, Bali kan juga bagian dari NKRI,"

Puisi terakhir habibie untuk ainun

Ditinggalkan istri tercinta untuk selamanya adalah duka yang sangat mendalam bagi Mantan Presiden BJ Habibie. Betapa tidak, almarhumah semasa hidupnya kerap menjadi teman hidup Habibie dalam suka dan duka.
Sebagai rasa cinta, Habibie pun menuliskan sepenggal puisi untuk mengenang kepergian Ainun. Berikut petikan puisi karya Habibie untuk sang istri tercinta, Ainun Hasri, seperti yang diperoleh dari berbagai sumber.

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.

Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,

dan kematian adalah sesuatu yang pasti,

dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,

Adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.

Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,

Pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,

Aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,

tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.

Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan,

Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,

kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.

selamat jalan sayang,

cahaya mataku, penyejuk jiwaku,

selamat jalan,

calon bidadari surgaku ....

Pemberian subsidi BBM dan listrik menguntungkan bagi orang kaya

BANDUNG - Pemberian subsidi BBM dan energi listrik seharusnya sudah memang dicopot. Karena jika tidak maka yang menikmati hal itu hanya orang kaya saja.


Demikian hal ini disebutkan Pakar Perminyakan ITB, Rudi Rubiandini RS kepada wartawan pada kegiatan pelatihan media massa “Peningkatan Kapasitas Jurnalis Jawa Barat dalam Meliput Isu Industri Minyak dan Gas” di Bandung, Kamis (27/5/2010).

Dikatakan dia, seharusnya subsidi BBM sudah dicabut sejak 15 tahun yang lalu, karena pada era pemerintahan Soeharto dana pemerintah nonbudjeter cukup banyak, selain harga minyak juga masih rendah.

“Subsidi itu sudah harus dicabut sejak zaman Soeharto, karena saat itu pemerintah banyak duit. Kalau sekarang kondisi pemerintah tidak memiliki uang cadangan dan rakyat juga terpuruk,” katanya.

Namun demikian, kata dia, mau tidak mau subsidi memang harus secepatnya dicabut dan uangnya langsung diberikan kepada rakyat miskin. Ini penting dari pada terlambat dan hanya mensubsidi orang kaya.

“Kita sebenarnya banyak kepura-puraan. Kalau memang tidak ada dana, kenapa pemerintah masih melakukan subsidi listrik dan BBM,” ujar Dewan Pakar Ikatan Ahli Perminyakan Indonesia itu seperti dikutip dari antara.

Pemberian subsidi BBM dan listrik menguntungkan bagi orang kaya

BANDUNG - Pemberian subsidi BBM dan energi listrik seharusnya sudah memang dicopot. Karena jika tidak maka yang menikmati hal itu hanya orang kaya saja.


Demikian hal ini disebutkan Pakar Perminyakan ITB, Rudi Rubiandini RS kepada wartawan pada kegiatan pelatihan media massa “Peningkatan Kapasitas Jurnalis Jawa Barat dalam Meliput Isu Industri Minyak dan Gas” di Bandung, Kamis (27/5/2010).

Dikatakan dia, seharusnya subsidi BBM sudah dicabut sejak 15 tahun yang lalu, karena pada era pemerintahan Soeharto dana pemerintah nonbudjeter cukup banyak, selain harga minyak juga masih rendah.

“Subsidi itu sudah harus dicabut sejak zaman Soeharto, karena saat itu pemerintah banyak duit. Kalau sekarang kondisi pemerintah tidak memiliki uang cadangan dan rakyat juga terpuruk,” katanya.

Namun demikian, kata dia, mau tidak mau subsidi memang harus secepatnya dicabut dan uangnya langsung diberikan kepada rakyat miskin. Ini penting dari pada terlambat dan hanya mensubsidi orang kaya.

“Kita sebenarnya banyak kepura-puraan. Kalau memang tidak ada dana, kenapa pemerintah masih melakukan subsidi listrik dan BBM,” ujar Dewan Pakar Ikatan Ahli Perminyakan Indonesia itu seperti dikutip dari antara.

Warga Bangkalan Diresahkan 10 Titik Semburan Lumpur

Warga Desa Batukaban, Kecamatan Konang, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Jumat, resah dengan adanya gelembung air yang bercampur dengan lumpur di wilayah tersebut.

Sebab, akibat dari semburan lumpur tersebut membuat tanah bebatuan yang berada di sekitar lokasi tergenang hingga seluas 10 meter persegi. Hingga, kini semburan lumpur terus keluar meski dengan volume kecil.

Sebelum fenomena alam ini terjadi terlebih diawali suara gemuruh dari lokasi. Kemudian warga memeriksa suara gemuruh tersebut. Ternyata, suara aneh ini muncul dari dalam tanah yang diikuti dengan gelembung air bercampur lumpur.

Semburan ini tidak hanya muncul di satu titik saja, melainkan ada sepuluh titik yang mengeluarkan lumpur. Dari lumpur tersebut juga timbul bau menyengat hingga membuat warga menutup hidung.

Tanah lokasi munculnya semburan ini merupakan milik perusahaan pengeboran migas (minyak dan gas) di Blok Madura yakni SPE Petroleum.

Salah seorang tokoh masyarakat setempat, K.H. Khoiri Abdul Aziz, mengatakan, akibat peristiwa itu pihaknya menolak terhadap rencana pengeboran yang akan dilakukan SPE Petroleum.

"Sebab, warga khawatir semburan lumpur yang terjadi di Sidoarjo bakal menimpa Bangkalan. Lebih baik mencegah daripada mengobati," kata Khoiri, di lokasi semburan, Jumat.

Khoiri menambahkan, meski pembebasan lahan sudah dilakukan oleh SPE Petroleum, namun sebagian warga masih ada yang keberatan, apalagi setelah munculnya gelembung air yang bercampur lumpur tersebut.

"Kalau ini benar-benar dibor bisa terjadi seperti di Sidoarjo nantinya. Saat ini saja sudah seperti ini," kata Khoiri.

Saat ini banyak warga di wilayah Kecamatan Konang berdatangan ke lokasi lahan yang yang kini mengeluarkan gelembung air bercampur lumpur tersebut dan berbau menyengat tersebut.

Belum ada pihak berwenang yang menjelaskan tentang peristiwa ini, karena masih dilaporkan kepada aparat desa setempat.

Pelatih sepak bola tertua pensiun

Colerne - Ivor Powell (93), yang dipercaya sebagai pelatih sepak bola tertua di dunia, baru-baru ini menyatakan pensiun dari lapangan hijau. Selama karier kepelatihannya yang berlangsung 37 tahun, Powell yang dikenal sebagai Wayne Rooney pada eranya, telah melatih 9 ribu pemain.

Powell memulai karier sebagai pemain pada 1933 dengan menandatangani kontrak dengan klub Queen's Park Rangers. Namun, ia harus meninggalkan hobi dan pekerjaannya itu karena meletus Perang Dunia II dan ia dikirim sebagai personel angkatan udara Inggris ke India. Di sana, bahkan ia sempat berkenalan dengan sosok inspiratif India, Mahatma Gandhi.

Namun pada 1946 ia kembali ke lapangan bola dan bergabung ke Blackpool, lalu ke Aston Villa dengan kontrak termahal saat itu, 17.500 pounsterling. Lahir di Bargoed, Caerphilly, Powell juga bermain 14 kali untuk Welsh international. Setelah itu, selama 37 tahun terakhir ia melatih untuk tim Bath University

Pada 2002, Powell membawa Bath University ke putaran pertama FA Cup, dan enam tahun kemudian ia meraih penghargaan negara atas jasa-jasanya di sepak bola.

Menetap di Colerne, Wiltshire, Powell mendeskripsikan sepak bola sebagai hidupnya. "Saya hanya bercanda ketika beberapa kali menyatakan mau mundur, mereka pun tidak mengizinkan saya berhenti. Padahal, mana bisa saya hidup tanpa sepak bola,"

Apa arti cinta itu

Mereka yang tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab,
Mereka yang bermain dengannya, menyebutnya sebuah permainan,
Mereka yang tidak memilikinya, menyebutnya sebuah impian,
Mereka yang mencintai, menyebutnya takdir.
Kadang Tuhan yang mengetahui yang terbaik, akan memberi kesusahan untuk menguji kita. Kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmat-Nya bisa tertanam dalam.
Jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan di baliknya. Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti, namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.
Mengapa menunggu?
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa.
Karena walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tidak ingin sembrono.
Karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita cintai, kita tidak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian itu.
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan duhulu,
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu,
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu.
Pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yang kita inginkan, ketimbang memilih apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang kita cintai, ketimbang memuaskan diri dengan apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat, Karena hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah, karena menunggu mempunyai tujuan yang mulia dan misterius.
Perlu kau ketahui bahwa Bunga tidak mekar dalam waktu semalam,
Kota Roma tidak dibangun dalam sehari,
Kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan,
Cinta yang agung terus bertumbuh selama kehidupan.
Kebanyakan hal yang indah dalam hidup memerlukan waktu yang lama, Dan penantian kita tidaklah sia-sia.
Walaupun menunggu membutuhkan banyak hal - iman, keberanian, dan pengharapan - penantian menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorangpun bayangkan.
Pada akhirnya. Tuhan dalam segala hikmat-Nya, meminta kita menunggu, karena alasan yang penting.

Bingkai

UNDANGAN dari Susan kuterima di kantor menjelang pukul tiga, ketika aku keluar dari ruang rapat. Rencana menyeduh kopi untuk mengusir kantuk segera terlupakan. Perhatianku tersita pada amplop yang didesain sangat bagus.

Saat kubuka sampul plastiknya, telepon di mejaku berdering. Aku mengangkat telepon tanpa menghentikan upayaku mengeluarkan art-carton yang dicetak dengan spot ultra violet pada tulisan "Bingkai".

"Selamat siang dengan Dudi, Auto Suryatama," sambutku automatically.
"Ahai, tumben kamu ada di tempat!" Seru suara dari seberang.

"Maaf, siapakah ini?"
"Susan! Kamu lupa suaraku? Padahal baru dua bulan yang lalu kita bertemu. Tak hanya bertemu, karena sepanjang dua malam kita bersama-sama." Ada nada gemas yang merasuk ke telingaku. "Sorry, aku telepon ke kantor. Hp-mu tidak aktif."

"Astaga!" Aku tertawa dan meminta maaf. Bukan tidak aktif, lebih tepat: nomornya berbeda. "Aku baru saja menerima sebuah undangan, jadi konsentrasiku bercabang. Tampaknya ini undangan darimu! Jadi rupanya kamu serius dengan rencana itu?"

"Tentu! Kenapa tidak? Kamu pasti ingat cita-citaku sejak SMA. Sudah sejak lama aku bermimpi bisa tinggal di Ubud. Tapi tidak mungkin aku terus-terusan berlibur membuang uang di sana. Jadi kuputuskan untuk mendapatkan kepuasan batin sekaligus finansial…"

"Aku harus bertepuk tangan untuk kegigihanmu. Hebat!"
"Ini juga karena ada bara cinta yang terus-menerus membakar."

Aku terkesiap mendengarnya.
"Cintamu, Dudi!" sambung Susan.

Entahlah: seharusnya aku melonjak gembira atau terkesiap waspada mendengar ucapannya yang demikian mantap? Tentu agak mengherankan jika seorang gadis Solo memekikkan kata itu, bukan membisikkan, yang mudah-mudahan tidak sedang antre di depan kasir supermarket.

"Dudi, kenapa kamu diam saja?"
"Oh, sorry! Sebenarnya aku mau melonjak-lonjak, tapi tentu salah tempat. Di depan mejaku sudah ada yang menunggu, mau membicarakan pekerjaan…"
"Oke, Sayang. Aku akan meneleponmu lagi nanti. After office hour, ya!"

Gagang telepon masih di telinga, menunggu Susan memutuskan hubungan. Bahkan setelah hubungan telepon terputus, seperti masih kudengar nada gembira Susan di telinga. Rembes ke dalam hati. Aku menghela napas seperti keluar dari ruang yang pengap, dan kusandarkan punggungku ke kursi yang lentur. Tak ada siapa-siapa di depanku. Jadi, aku tadi berdusta. Maafkan aku, Susan. Ternyata aku telah banyak berdusta. Tapi, percayalah, kasih sayangku kepadamu begitu jujur.
***
SEINGATKU tadi Lanfang minta dibawakan kue, karena malam ini sepupunya akan datang. Sambil meluncur pulang aku merencanakan singgah di sebuah bakery. Ada toko kue langganan sebenarnya, tapi di tengah perjalanan aku terpikat pada kerumunan yang mengundang selera untuk mampir. Selintas kulihat, di kiri dan kanan tempat ramai itu juga ada kafe dan kedai roti. Jadi tak terlampau salah jika aku sejenak berhenti dan mencari tempat parkir. Untung Swift yang kukendarai bukan tipe mobil besar, sehingga mudah mendapatkan tempat.

Rupanya sedang berlangsung seremoni pembukaan sebuah galeri, yang ditandai dengan pameran karya para pelukis muda Surabaya. Kulihat sepintas, ada Joko Pekik di ruang benderang itu: ikut berpameran atau hanya diminta pidato? Entahlah! Yang terbayang olehku adalah peristiwa serupa, yang akan berlangsung minggu depan di Ubud. Dan di tengah lingkaran para tamu, kuangankan si anggun Susan, dengan rambut dibiarkan terurai, bak burung merak yang tersenyum lebar memperkenalkan galerinya. Apa namanya tadi? Bingkai!

Aku turun dari mobil, melenggang masuk dalam kerumunan. Siapa pemilik galeri ini? Kalau Lanfang tahu, tentu ingin juga "cuci mata" di sini, apalagi dia sedang keranjingan mengapresiasi seni lukis, gara-gara pernah diminta oleh majalah untuk menulis liputan pameran di Balai Pemuda. Waktu itu dia mengeluh, karena tak tahu harus mulai dari mana untuk menilai lukisan.

"Aku iki isane nulis cerpen, lha kok dikongkon gawe resensi lukisan, yok opo sih?!" Ya. Aku ini bisanya cuma menulis cerpen, kenapa disuruh membuat apresiasi lukisan, bagaimana sih?!

Aku nyaris terpingkal melihat dia mencak-mencak. Tapi rasa ingin tahu dan semangat belajarnya cukup tinggi, sehingga waktu itu, selang sehari dia bisa bertemu dengan beberapa pelukis. Bahkan hari berikutnya dia berhasil membuat janji dengan seorang kurator untuk berbincang-bincang. Seharusnya kini ia berterima kasih kepada majalah wanita di Jakarta yang pernah memintanya untuk melakukan itu. Karena sekarang pikirannya lebih sensitif terhadap seni lukis dan grafis.

Sepuluh menit kuhabiskan waktu di galeri yang berinterior minimalis. Meskipun tampaknya tidak perlu menunjukkan undangan, tapi aku tentu bukan tamu yang dimaksud. Selanjutnya aku masuk ke kedai roti di sisi kanan, dan memenuhi pesanan Lanfang.

Sepanjang sisa jalan pulang, yang kupikirkan adalah cara pergi ke Bali. Meskipun Surabaya tak terlampau jauh dari Bali, rencana ke sana di luar tugas kantor tentu akan memancing keinginan Lanfang untuk ikut. Itu tak boleh terjadi! Tidak mungkin mempertemukan dua perempuan yang kusayang itu dalam satu ruang dan waktu. Bukan khawatir akan menjadi gagasan buruk sebuah novel bagi Lanfang, tetapi pasti menyebabkan tiupan badai yang kemudian merubuhkan perkawinan.

Jadi, mesti ada perjalanan dinas ke Bali! Barangkali, agar tidak terlampau mencurigakan, isu itu harus kuembuskan ke telinga Lanfang sejak dini. Nanti malam, sebelum bercinta. Dengan demikian, tidak terkesan sebagai kepergian mendadak. Tapi… astaga, bukankah benak perempuan sering dihuni oleh akal yang fantastik? Bisa jadi, karena waktunya masih lama, Lanfang membongkar tabungan dan berinisiatif untuk ikut. Dengan cara itu, biaya penginapannya gratis, bukan?

Keringat mengembun di keningku. Tiba-tiba pendingin udara dalam mobil terasa tak sesejuk biasanya. Mungkin sebaiknya kusampaikan sehari menjelang keberangkatan. Sambil pura-pura mengeluh: kenapa perusahaan tidak pernah mempertimbangkan karyawan, seenaknya saja menugaskan keluar kota tanpa perencanaan yang matang. Aha, aku tersenyum membayangkan reaksi Lanfang, yang akan menghibur dengan: "Ya sudahlah, namanya juga tugas. Tentu ada hal yang bersifat urgent di sana." Seraya mengelus pipiku. Dan aku akan memeluknya dengan manja seperti bayi.

Tapi tarikan pipiku berubah. Senyumku beralih rasa cemas. Bagaimana jika Lanfang justru menyikapi dengan kalimat seperti ini: "Ya sudah, biar tidak suntuk di sana, aku ikut menemani. Malamnya kan bisa jalan-jalan ke kafe di Legian atau Kuta."

Belokan terakhir menjelang tiba di rumah mendadak terasa tidak nyaman. Padahal tak ada "polisi tidur" di situ. Tapi aku berharap jarak yang kutempuh masih panjang dan perlu beberapa lampu merah. Agar sempat mengatur strategi yang paling masuk akal. Namun pikiran itu tercerabut sewaktu telepon selularku bergetar. Susan!

"Hai, aku lupa meneleponmu! Tadi ada kawan yang tanya ini-itu soal acara di Ubud. Biar murah aku menggunakan event organizer milik teman SMP-ku."

"O, no problem. Kebetulan aku sudah di jalan raya."
"Ya sudah, aku paling benci melihat orang mengemudi sambil telepon. Sampai besok, ya. Mmmuah!"

Rasanya pipiku jadi basah oleh sentuhan bibirnya. Kuembuskan napas keras-keras dan mengharap rasa nyaman masuk ke dalam hati. Pagar rumah sudah di depan mata. Langit mulai gelap, lampu-lampu teras di kompleks perumahan sudah menyala. Dan seperti biasa, pembantu segera menarik-geser gerbang besi yang warnanya sudah mulai pudar. Aku memarkir mobil ke carport.

"Ingat pesananku?" Lanfang menyambut di pintu.
"Tentu, Cantik." Kuangkat tinggi-tinggi oleh-oleh titipannya.

"Terima kasih." Dipeluknya aku, meskipun aroma tubuhku tak sesegar tadi pagi. Lalu jemarinya membuka dasi dari leherku. Mudah-mudahan itu bukan caranya mencari harum parfum lain yang mungkin menempel di bajuku. Mudah-mudahan.

Yang tak ingin terjadi adalah: Lanfang menemukan undangan Susan. Aku mesti menyimpannya di tempat yang jauh dari jangkauan Lanfang.
***
AKU akan datang sehari sebelum grand opening Galeri Bingkai, yang ternyata letaknya tak jauh dari Galeri Rudana. Tempat yang sungguh rupawan dan sesuai dengan selera Susan. Dia seorang pemilih yang baik. Dia pula yang memilihkan hotel ketika aku bertugas ke Solo.

"Kamu harus menginap di Lor In," usulnya. Karena tempat itu memiliki banyak taman yang khas gaya Bali. Walaupun, ketika sudah melebur di kamar tidur yang luas, nyaris tak berbeda dengan hotel lain. Ingatanku justru selalu tersangkut pada rambut Susan yang berulang kali memenuhi wajahku. Biasanya kesibukan yang membuat tubuh kami lembab itu akan berakhir dengan aroma terapi di seluruh kamar mandi. Harum cendana memenuhi bath-tub.

"Cantik, akhir-akhir ini kamu begitu sibuk." Aku menelepon Lanfang dari kantor.
"Ya. Dalam seminggu ini aku harus sudah selesai memeriksa dan memberikan persetujuan pada calon bukuku sebelum naik cetak. Kenapa?"

"Besok aku tugas ke luar pulau. Ke Lombok, tapi mungkin singgah di kantor cabang Bali dulu. Aku belum sempat membereskan kopor, bisa minta tolong?"

"Oke, tak masalah. Kok mendadak? Berapa hari?"
"Baru kudapat surat tugasnya tadi siang. Sekarang aku harus mengambil tiket sendiri ke agen. Sekitar tiga-empat hari, tergantung bagaimana kondisi network di Lombok."

"Yo wis, ojo bengi-bengi mulihe. Kamu perlu istirahat malam ini."
Tentu tidak akan larut malam, karena sebenarnya tiket sudah kupegang. Tapi yang penting aku tahu, Lanfang begitu sibuk membaca ulang naskahnya yang sudah di-setting.

Rasanya tadi Lanfang mengingatkan agar aku cukup istirahat malam ini. Tetapi yang dilakukan berbeda dengan sarannya. Ia menandai halaman buku yang sedang dibaca, menyurutkan lampu kamar hingga temaram, lalu masuk ke bawah selimutku. Cumbuannya selalu dimulai dari bibir. Mungkin untuk mengingatkanku bahwa ia sesungguhnya tak hanya cerewet, tapi juga cekatan ketika pekerjaan larut malamnya dilakukan tanpa kata-kata.

Sebelum tertidur, Lanfang membiarkan wajahku menyusup ke lehernya. Ke dekat urat nadinya. Setidaknya ia tahu bahwa napasku terembus penuh cinta. Tetapi besok, begitu tiba di Denpasar, kutelepon Lanfang seperlunya, selanjutnya aku akan menggunakan nomor lain. Hanya Susan yang tahu nomor itu. Bagaimanapun, berdusta itu mendebarkan!
***
AKU memarkir mobil yang kupinjam dari kantor cabang di Bali. Senja baru saja lenyap. Kudengar musik sayup gamelan Bali. Rupanya Susan telah mengemas suasana menjadi begitu etnik. Kulihat dinding teras galeri mungil itu dibuat dengan batu paras. Lantai batu alam membuat kesan natural lebih mendalam. Cahaya lampu yang menyiram beranda langsung memperlihatkan wajahku, sehingga Susan yang --seperti telah kuduga sebelumnya-- anggun dengan rambut terurai dan mengenakan kain corak Bali, menoleh ke arahku. Senyumnya merekah. Aku melihat matanya berbinar.

"Oke, teman-teman, para undangan dan wartawan, kekasih yang kutunggu sudah tiba. Kita akan mulai acaranya…"
Aku agak kikuk, namun Susan meleburnya dengan pelukan yang begitu mesra. Ada beberapa bule yang hadir di sana. Justru membuat Susan tidak merasa sungkan mencium bibirku. Dan entah kenapa, para wartawan itu begitu gemar dengan hal-hal yang berlangsung sebentar tetapi berdenyar. Mereka memotret. Sejenak mataku silau.

Namun ketika pelukan Susan lepas dan aku mencoba mengitarkan pandangan, di antara pengunjung kulihat seseorang yang sangat kukenal. Mataku masih terpengaruh oleh kilat lampu blitz. Tapi tidak mungkin lupa wajah istriku.

Lanfang ada di sudut itu! Dengan sebuah kamera digital di tangannya. Wajahnya tertegun. Atau terpesona? Tapi parasnya memucat.
"Baiklah," ujar master of ceremony. "Kita akan mendengar awal gagasan mengenai Galeri Bingkai. Silakan Susan bercerita untuk kita…"

Selanjutnya telingaku tidak menangkap kata-kata Susan, karena segera bergegas mengejar Lanfang yang beringsut begitu cepat ke arah pintu keluar. Aku mengutuk diriku yang mengganti nomor handphone. Pasti ia telah mencoba menghubungiku sejak kemarin. Apakah aku juga harus mengutuk majalah yang memintanya meliput acara ini? Bukankah dia sedang sibuk dikejar batas waktu oleh penerbit bukunya?

"Lanfang!" aku memanggil.
Di luar sunyi, tapi tidak dengan degup jantungku yang gemuruh.

"Nama Bingkai kupilih karena…." Suara Susan semakin sayup. Sementara di taman yang separuh gelap itu, aku mencari degup jantung Lanfang. ***

Senin, 24 Mei 2010

Bebek

Pada suatu hari,ada seorang anak bernama Siapalah. Ia memiliki seekor bebek bernama bebek. Pada suatu hari,bebek si Siapalah kesedek. Saat leher bebek dibelah,ternyata di dalamnya ada sebuah tiket. Di tiket itu terdapat nomor telepon. Siapalah segera pergi ke telepon umum terdekat.Setelah memencet nomor yang ada di tiket ke suatu tempat itu, telepon umum berbunyi:"Maaf,sisa pulsa anda tidak mencukupi...."Siapalah pun menggunakan telepon umum yang lain. Setelah memencet nomor, suara di seberang menjawab:"Selamat!! Anda memenangkan tiket untuk pergi ke suatu tempat! Dalam 10 detik anda akan dijemput di tempat"Dan benar,dalam waktu sepuluh detik, Sipalah sudah dijemput oleh seseorang.Tapi,baru setengah perjalanan, Siapalah menyesal telah menelpon orang yang menjemputnya itu karena orang itu menarik Siapalah dengan menyeret perutnya.Lalu,ada seseorang yang menawarkan tiket untuk pulang pada Siapalah. Orang yang menyeret Siapalah berkata."Kalau kau mau pulang,ada syaratnya. Kau harus melawan seluruh musuhmu yang menghadang di jalanan"Siapalah pun menyetujuinya lalu pergi pulang.Di perjalanan, Siapalah berhadapan dengan beberapa ekor rubah. Rubah itu berekor banyak.Ada yang 1 smpai 9.Beberapa tahun kemudian, Siapalah menang melawan rubah-rubah itu. (Mulai kalimat berikutnya aiai yg lanjutin sendiri)Setelah tak jauh berjalan, Siapalah menemukan satu buah gerbang yang mempunyai penjaga berupa tarzan kecil berwajah seperti orang india. Siapalah pun menyerahkan tiket kemudian memasuki gerbang itu.Ternyata Siapalah salah memasuki gerbang. Seharusnya gerbang untuk pulang ke desa Siapalah dijaga oleh si buta dari gua hantu yang berpenampilan yang seperti sule.Siapalah kemudian disambut oleh seseorang. Setelah ditanya,ternyata orang itu adalah seseorang keturunan jepang bernama Daikona Yamaryosuke,yang biasa dipanggil Doyok.Setelah berbincang-bincang,ternyata negeri ini bernama negeri bebek. Semua penghuninya berisi bebek-bebek,terkecuali Doyok. Siapalah berniat untuk tinggal di negeri bebek selamanya.Setelah ditanya jenis kelaminnya, Doyok menjawab ia berjenis kelamin laki-laki tp ada kelainan sedikit. Wajahnya mirip perempuan.Selama hidup di Negeri Bebek, Siapalah tinggal di tumah Doyok. Ternyata Negeri Bebek memang serba bebek.Sendok garpu dari bebek, lampu dari bebek,mantel dari bulu bebek,juga mangkuk atau piring makanan dari tubuh bebek yang diawetkan. Siapalah bin bapaknya sendiri merasa takjub dengan negeri bebek.